Showing posts with label Biologi. Show all posts
Showing posts with label Biologi. Show all posts

Sunday, November 08, 2015

Buku Persiapan Ujian Nasional ( UN ) SMA/MA Terbaru 2016 “Sukses Top Nilai 100 UN SMA/MA IPA/IPS 2016” (Dilengkapi Kaset/DVD Pembahasan + Cara Cepat Belajar Dengan Tepat )

https://nguentenpon.blogspot.co.id

Jumpa lagi dengan saya di menu biologi NguentenPon™, Tinggal beberapa bulan lagi adik-adik SMA/MA sudah melaksanakan UN 2016. Pastinya teman-teman sudah belajar dan menyiapkan diri sejak kelas 1 atau kelas 3 ini. Untuk memaksimalkan persiapan UN 2016, teman-teman harus punya panduan belajar yang jelas khususnya untuk buku. Nah pada kesempatan kali ini saya akan membagikan informasi buku yang cocok bagi adik-adik SMA/MA untuk menjadi panduan belajar persiapan UN 2016.

https://nguentenpon.blogspot.co.id
https://nguentenpon.blogspot.co.id
Ujian Nasional
       Ujian Nasional biasa disingkat UN / UNAS adalah sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa evaluasi dilakukan oleh lembaga yang mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistematik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan dan proses pemantauan evaluasi tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan.

     Proses pemantauan evaluasi tersebut dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan pada akhirnya akan dapat membenahi mutu pendidikan. Pembenahan mutu pendidikan dimulai dengan penentuan standar.

     Penentuan standar yang terus meningkat diharapkan akan mendorong peningkatan mutu pendidikan, yang dimaksud dengan penentuan standar pendidikan adalah penentuan nilai batas (cut off score). Seseorang dikatakan sudah lulus/kompeten bila telah melewati nilai batas tersebut berupa nilai batas antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi tertentu dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi tertentu. Bila itu terjadi pada ujian nasional atau sekolah maka nilai batas berfungsi untuk memisahkan antara peserta didik yang lulus dan tidak lulus disebut batas kelulusan, kegiatan penentuan batas kelulusan disebut standard setting.

Manfaat pengaturan standar ujian akhir:

•    Adanya batas kelulusan setiap mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi minimum.

•    Adanya standar yang sama untuk setiap mata pelajaran sebagai standar minimum pencapaian kompetensi.



https://nguentenpon.blogspot.co.id


Jurusan IPA :

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Biologi

Fisika

Kimia

Matematika



Jurusan IPS :

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Ekonomi

Geografi

Sosiologi

Matematika


Jurusan Bahasa :

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Sastra Indonesia

Antropologi

Bahasa Asing Pilihan ( Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Perancis, Bahasa Arab )



Jurusan Agama :

Bahasa Indonesia

Bahasa Inggris

Ilmu Tafsir

Ilmu Hadist

Fiqih

Matematika



https://nguentenpon.blogspot.co.id

Sukses Top Nilai 100 UN SMA/MA IPS 2016
Sukses Top Nilai 100 UN SMA/MA IPA 2016



https://nguentenpon.blogspot.co.id

DVD  Pembahasan + Cara Cepat Belajar Dengan Tepat



https://nguentenpon.blogspot.co.id 

Harga : 125.000



https://nguentenpon.blogspot.co.id


 Minat Cod UIN Jogja (Luar jogja kami percayakan kepada kantor POS)


https://nguentenpon.blogspot.co.id

Nomor HP : 08993870445
PIN : 29653643

FB : Faiz

   Bagaimana teman-teman, ada bonus juga lo? Rugi jika tidak beli hha. Apabila ada yang ingin ditanyakan, silahkan tulis di kotak komentar. Untuk menambah referensi teman-teman dalam bidang biologi, simak artikel lainnya di NguentenPon™.


Sumber Literatur :
https://id.wikipedia.org


Sumber Gambar :
pemerintah.net


Kata Kunci : Buku Persiapan UN SMA/MA 2016


Admin :
Nama    : Rizki Indra Prasetyawan
Fb    : Rizki Indra Prasetyawan


Mau Copas?
Read more

Sunday, September 20, 2015

Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 3 : Sintesis Protein

https://nguentenpon.blogspot.co.id

Setelah tertunda beberapa Minggu, akhirnya rilis juga artikel baru di menu biologi. Pada sebelumnya saya telah memberikan artikel Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 2 : Struktur DNA , pada artikel kali ini saya akan melanjutkan materi biologi molekuler yaitu Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 2 : Sintesis Protein. Silahkan simak semoga bermanfaat.

--

     Proses sintesis protein terbagi atas transkripsi dan translasi. Seperti yang kita ketahui, DNA sebagai media untuk proses transkripsi suatu gen berada di kromosom dan terikat oleh protein histon. Saat menjelang proses transkripsi berjalan, biasanya didahului oleh sinyal dari luar terkait  kebutuhan suatu protein atau molekul lain untuk proses pertumbuhan, perkembangan, metabolisme, dan fungsi lain di tingkat sel maupun jaringan. Proses berikutnya yaitu RNA polimerase II akan mendatangi daerah regulator elemen dari gen yang akan ditranskripsikan, kemudian RNA polimerase ini akan akan menempel (binding) di daerah promoter spesifik dari gen yang akan biosintesis proteinnya. Daerah promoter ini merupakan daerah sekuens konsensus (consesus sequences) pada urutan -10 dan -35 dari titik inisiasi (+1) yang mengandung urutan kotak-TATA (TATA-box) sebagai basa promoter. Setelah itu, polimerase ini akan membukan titik inisiasi (kodon ATG) dari gen tersebut dan menyalin semua informasi secara utuh, baik daerah ekson maupun Imron, dalam bentuk molekul messenger RNA (mRNA) yang belum matang. Molekul mRNA imatur ini diolah pada proses penyambungan (splicing) dengan menggunakan smallnuclear RNA (snRNA) kompleks yang akan memotong hanya daerah Imron saja, dan semua ekson akan disambungkan menjadi satu urutan gen utuh yang menyatukan urutan yang mengkode gen, tanpa area bukan-pengkode (non-coding), dan disebut sebagai mRNA matang.

     Pada tahap berikutnya mRNA ini diproses lebih lanjut lagi pada proses translasi di dalam ribosom dalam tiga tahapan pokok, yaitu: (1) inisiasi yang mengawali sintesis polipeptida dari kodon AUG yang ditranslasikan sebagai asam amino metionin. Proses ini berlangsung dengan bantuan faktor inisiasi (IF-1, IF-2, dan IF-3 ) dan enzim tRNA –metionin sintase ( pada bakteri diawali oleh formilmetionin),sehingga tRNA  dan asam amino metionin membentuk ikatan yang kuat (cognate) dan bergerak ke ribosom tempat sintesis protein berlangsung. Langkah selanjutnya adalah elongasi atau pemanjangan polipeptida sesuai dengan urutan kodon yang dibawa oleh mRNA.

     Pada proses elongasi ini, diperlukan kompleks faktor elongasi ( elongation factor complex). Seperti halnya proses inisiasi, enzim tRNA – asam amino sintetase berperan dalam pembentukan ikatan yang kuat (cognate) antara tRNA dan asam amino lainnya dari sitoplasma yang sesuai dengan urutan kodon mRNA tersebut. Proses elongasi akan berhenti sampai kodon terminal dan oli-adenil (poli-A), dan diakhiri sebagai proses terminal yang dilakukan oleh protein-rho. Polipeptida akan diproses sebagai molekul protein yang fungsional setelah melalui proses Post-translasi di retikulum endoplasma (RE) hingga tingkat jaringan.     

--


    Bagaimana teman2, bingung? hha namanya juga belajar. Seperti itulah Artikel “Kromosom,Sel,dan DNA Bagian 3 : Sintesis Protein”. Dari penjelasan diatas mungkin teman-teman sudah sedikit mengerti tentang biologi molekuler. Apabila ada yang ingin ditanyakan, monggo tulis di kotak komentar. Untuk menambah referensi teman-teman dalam bidang biologi khususnya dalam biologi molekular, simak artikel lainnya di NguentenPon™.

 

Penulis : Prof.Fatchiyah dan Prof.Estri Laras Arumingtyas
Sumber : Biologi Molekular Prinsip Dasar Analisis

Sumber Gambar : pintarbiologi.com


Admin :
Penulis : Rizki Indra Prasetyawan
Fb : Rizki Indra Prasetyawan


Kata Kunci : Sintesis Protein


Mau Copas?
     Silahkan copas namun harus diedit dan tidak boleh sama persis serta harus disertai sumber link.
https://nguentenpon.blogspot.co.id/2015/09/kromosomgendan-dna-bagian-3-sintesis-protein.html
Read more

Sunday, August 09, 2015

Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 2 : Struktur DNA

https://nguentenpon.blogspot.co.id

Akhirnya rilis artikel lanjutan Kromosom,Gen,dan DNA setelah 2 minggu libur. Pada sebelumnya kita telah belajar di artikel Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 1 : Pendahuluan dan Penemuan Awal , kali ini kita akan belajar pada bagian ke dua yaitu struktur DNA. apabila teman-teman lupa atau belum tau mengenai biologi molekular, silahkan simak Dasar Biologi Molekuler insyallah bisa membantu teman-teman dalam mempelajari biologi molekuler. Artikel kali ini berjudul “ Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 2 : Struktur DNA”. Monggo disimak dan semoga bermanfaat.

--


      Pada tahun 1953, James Watson dan Francis Crick telah membuka wawasan baru tentang penemuan model struktur DNA. Publikasi dari model DNA heliks ganda ini disusun berdasarkan penemuan :

1.     Struktur asam nukleat dari Pauling & Corey.


2.    Pola difraksi DNA yang dianalisis dengan sinar X (singlet-crystal X-ray analysis) dari Wilkins & Franklin.


3.    Pola perbandingan jumlah A-T, G-C (1:1) dari Chargaff atau dikenal sebagai Hukum Ekuivalen Chargaff:


•    Jumlah purin sama dengan pirimidin.


•    Banyaknya adenin sama dengan timin, demikian pula jumlah glisin sama dengan sitosin.


       DNA terbentuk dari empat tipe nukleotida yang berikatan secara kovalen membentuk rantai polinukleotida ( rantai DNA atau benang DNA ) dengan rangka ( tulang punggung ) gula fosfat tempat melekatnya basa-basa. Dua rantai polinukleotida saling berikatan melalui ikatan hidrogen antara basa-basa nitrogen dari rantai yang berbeda. Semua basa berada dalam bentuk heliks ganda dan rangka ( tulang punggung ) gula fosfat berada di bagian luar. Purin selalu berpasangan dengan pirimidin ( A-T, G-C ). Perpasangan secara komplemen tersebut memungkinkan pasangan basa dikemas dengan susunan yang paling sesuai. Hal ini bisa terjadi bila kedua rantai polinukleotida tersusun secara antiparalel.

https://nguentenpon.blogspot.co.id
Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 2 : Struktur DNA ( Gambar 1 )

       Untuk memaksimalkan pengemasan pasangan basa tersebut, kedua rangka ( tulang punggung ) gula fosfat tersebut berpilin membentuk heliks ganda, dengan satu putaran komplementer setiap 10 pasang basa.

        Kedua untai heliks ganda DNA dapat melakukan replikasi yang memiliki susunan asam nukleotida yang sama dengan cetakan aslinya, karena masing-masing untai mengandung sekuens untai pasangannya. Masing-masing untai dapat berperan sebagai cetakan untuk sintesis dari mulai komplemen baru yang identik dengan pasangan awalnya.


https://nguetenpon.blogspot.co.id
Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 2 : Struktur DNA ( Gambar 2 )


https://nguentenpon.blogspot.co.id
Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 2 : Struktur DNA ( Gambar 3 )

--


       Bagaimana teman2, bingung? hha namanya juga belajar. Seperti itulah Artikel “Kromosom,Sel,dan DNA Bagian 2 : Struktur Sel”. Dari penjelasan diatas mungkin teman-teman sudah sedikit mengerti tentang biologi molekuler. Apabila ada yang ingin ditanyakan, monggo tulis di kotak komentar. Untuk menambah referensi teman-teman dalam bidang biologi khususnya dalam biologi molekular, lihat juga Dasar Biologi Molekuler dan simak artikel lainnya di NguentenPon™.


Penulis : Prof.Fatchiyah dan Prof.Estri Laras Arumingtyas



Sumber : Biologi Molekular Prinsip Dasar Analisis


Sumber Gambar :
distributor-alkes.com
aldzhar-arsyad.blogspot.com
www.informasi-pendidikan.com
biologigonz.blogsdenydendhi.blogspot.com


Kontak Admin :
Nama : Rizki Indra Prasetyawan


Mau Copas?
     Silahkan copas namun harus diedit dan tidak boleh sama persis serta harus disertai sumber link.
Read more

Tuesday, July 21, 2015

Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 1 : Pendahuluan dan Penemuan Awal


https://nguentenpon.blogspot.co.id

Akhirnya bisa bertemu dengan teman-teman kembali setelah 2 hari ini saya mudik ke Mojokerto. Sebelumnya saya ingin mengucapkan Mina aidzin bal faidzin mohon maaf lahir dan batin ( Sepurane sing akeh rek ^_^ ). Sebelumnya juga saya memberikan sedikit informasi mengenai “Apa Itu Penyakit Impetigo?”, Nah pada artikel kali ini kita akan melanjutkan materi biologi mengenai biologi molekuler, apabila teman-teman lupa atau belum tau mengenai biologi molekular, silahkan simak “Dasar Biologi Molekular” insyallah bisa membantu teman-teman dalam mempelajari biologi molekuler. Artikel kali ini berjudul “ Kromosom,Gen,dan DNA Bagian 1 : Pendahuluan dan Penemuan Awal”. silahkan simak dan semoga bermanfaat.


Pendahuluan 

 
     Pada awalnuya masih merupakan misteri bagi manusia, tentang bagaimana ciri fisik seseorang bisa berbeda dari orang yang lain. Mengapa orang yang satu mempunyai rambut lurus, dan mengapa orang lain mempunyai rambut keriting. Mengapa orang Eropa cenderung mempunyai hidung mancung, sementara orang Asia tidak, mengapa orang yang satu cenderung mudah sakit sementara yang lain tidak. Demikian juga petani dan peternak juga bertanya-tanya mengapa tanaman dari jenis yang sama mempunyai bentuk buah yang berbeda-beda,misalnya cabai rawit, ada yang berbentuk bulat,ada yang panjang kecil,ada yang panjang dan besar,dll. Sampai kemudian orang berpikir, pasti ada sesuatu yang mengatur hal tersebut. Materi apa di dalam tubuh suatu organisme yang bertanggung jawab mengatur ciri-ciri atau sifat-sifat tersebut? Kalau memang ada materi pengatur tersebut,selanjutnya bagaimana si “materi” melakukan pengaturan? Bagaimana mekanismenya? Bagaimana “materi” tersebut tahu kapan suatu ciri,sifat harus dimunculkan dan kapan tidak?.

Penemuan Awal

     
       Era penemuan materi genetis dibuka oleh F.Miescher dengan menggunakan mikroskop sederhana, ia menyatakan bahwa bahan aktif yang ada di dalam nukleus disebut dengan nuclein. Peneliti pada saat ini belum bisa menentukan apakah nuclein ini merupakan kromosom ataukah DNA. Kromosom merupakan struktur seperti benang pada nukleus sel eukariota yang nampak pada saat sel mulai membelah,ditemukan pada awal abad ke-19.Pada organisme diploid,kromosom berjumlah diploid ( 2 set ) pada setiap selnya. Kromosom dapat dibedakan menjadi kromosom autosomal dan kromosom seks. Kedua set kromosom tersebut membawa gen-gen yang berpasangan, kecuali pada kromosom-Y.
    Gen adalah unit hereditas suatu organisme hidup. Gen ini diode dalam materi genetis organisme yang kita kenal sebagai molekul DNA,atau RNA pada beberapa virus. Ekspresi gen dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan internal atau eksternal seperti perkembangan fisik atau perilaku dari organisme itu. Gen tersusun atas urutan basa nukleotida yang terdiri dari daerah yang mengkode suatu informasi genetis (ekson), daerah yang tidak mengkode gen ( Intron ),serta bagian yang mengatur ekspresi gen yaitu sekuens pengontrol ekspresi gen ( Regulatory Sequence ).

https://nguentenpon.blogspot.co.id
Pada Kromosom Eukariota,Gen Tersusun Atas Ekson Dan Imron, Gen-Gen Ini Terdapat Pada Pita DNA Yang Diuntai Dan Dimampatkan Oleh Protein Histon Dalam Bentuk Kromosom

     Molekul DNA membawa informasi hereditas dari sel. Komponen protein ( molekul-molekul histon ) dari kromosom mempunyai fungsi penting dalam pengemasan dan pengontrolan molekul DNA yang sangat panjang sehingga dapat muat di dalam nukleus dan mudah diakses ketika dibutuhkan. Selama reproduksi, jumlah kromosom yang haploid dan materi genetis DNA hanya separuh dari masing-masing parental, dan ini disebut sebagai Genom.

    Nah seperti itulah Artikel “Kromosom,Sel,dan DNA Bagian 1 : Pendahuluan dan Penemuan Awal”. Dari penjelasan diatas mungkin teman-teman sudah sedikit mengerti tentang biologi molekuler. Apabila ada yang ingin ditanyakan, monggo tulis di kotak komentar. Untuk menambah referensi teman-teman dalam bidang biologi khususnya dalam biologi molekular, lihat juga Dasar Biologi Molekuler dan tunggu artikel lanjutannya "Kromosom,Sel,dan DNA Bagian 2 : Struktur DNA" serta simak artikel lainnya di NguentenPon™.


Penulis : Prof.Fatchiyah dan Prof.Estri Laras Arumingtyas


Sumber :
Biologi Molekular Prinsip Dasar Analisis


Admin :
Nama : Rizki Indra Prasetyawan
Fb : Rizky Indra Prasetyawan


Kata Kunci :
Pendahuluan Dan Penemuan Awal Kromosom,Gen,Dan DNA


Mau Copas?
    
Silahkan copas namun harus diedit dan tidak boleh sama persis serta harus disertai sumber link.
https://nguentenpon.blogspot.co.id/2015/07/kromosomgendan-dna-bagian-1-pendahuluan-dan-penemuan-awal.html
Read more

Sunday, July 12, 2015

Pengertian,Gejala Penularan Dan Cara Mengatasi Penyakit Impetigo

https://nguentenpon.blogspot.co.id
Seperti biasa di hari Minggu saya akan memberikan artikel-artikel mengenai biologi. Sebelumnya kita membahas mengenai dasar biologi molekuler, Nah sekarang saya akan memberikan artikel mengenai penyakit yang mungkin asing di telinga kita, penyakit ini bernama impetigo. Yang memotivasi saya membuat artikel ini karena kemarin kakak dari teman saya menderita impetigo,dari situ saya searching dibuku dan internet akhirnya saya bisa mengerti sedikit dan bisa membagikan ke teman-teman ,mungkin saja artikel ini bisa bermanfaat bagi teman-teman , buat jaga2 aja hhe.


Apa itu Impetigo dan Penyebabnya?

 
    Impetigo, salah satu infeksi kulit yang paling umum di antara anak-anak, biasanya menghasilkan lecet atau luka pada wajah, leher, tangan, dan daerah popok. Infeksi kulit superfisial ini menular umumnya disebabkan oleh salah satu dari dua bakteri: Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes (juga disebut kelompok A streptokokus, yang juga menyebabkan radang tenggorokan). Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) juga menjadi penyebab penting dari impetigo. Dasar-dasar tubuh: Kulit dan Rambut.


    Impetigo biasanya mempengaruhi prasekolah dan usia sekolah anak-anak. Seorang anak mungkin lebih mungkin untuk terjangkit impetigo jika kulit sudah terkena oleh masalah lain, seperti eksim, poison ivy, gigitan serangga, dan luka atau goresan.


Bagaimana Cara Mengatasinya ?

 
   Rutin mencuci muka dan tangan dapat membantu mencegah impetigo, yang sering terjadi ketika ada luka atau ruam yang telah tergores berulang kali (misalnya, poison ivy dapat terinfeksi dan berubah menjadi impetigo).


   Dokter biasanya bisa mendiagnosa impetigo berdasarkan munculnya ruam. Kadang-kadang, mereka mungkin perlu untuk mengambil sampel cairan dari lepuhan. Impetigo biasanya diobati dengan baik oleh salep antibiotik atau minum obat.

Tanda dan Gejala Penularan?

 
    Impetigo adalah penyakit menular. Hal ini dapat menyebar ke siapa saja yang datang ke dalam kontak dengan kulit yang terinfeksi atau barang-barang lainnya (seperti pakaian, handuk, dan seprai) yang telah disentuh oleh kulit yang terinfeksi. Dan karena impetigo mungkin gatal, anak-anak dapat menyebarkan infeksi dengan menggaruk dan kemudian menyentuh bagian lain dari tubuh mereka. 

https://nguentenpon.blogspot.co.id
Tanda dan Gejala Penularan


Pengobatan?

 
    Ketika itu hanya mempengaruhi area kecil dari kulit (dan terutama jika itu adalah bentuk non-bulosa), impetigo biasanya diobati dengan salep antibiotik. Tetapi jika infeksi telah menyebar ke area lain dari tubuh atau salep tidak bekerja, dokter mungkin meresepkan pil antibiotik atau cairan yang akan diambil selama 7-10 hari.


     Setelah pengobatan antibiotik dimulai, penyembuhan harus dimulai dalam beberapa hari. Sangat penting untuk memastikan bahwa anak Anda mengambil obat yang diresepkan. Jika tidak, infeksi kulit yang lebih dalam dan lebih serius bisa berkembang.


     Sementara infeksi penyembuhan, lembut mencuci daerah kulit yang terinfeksi dengan kain kasa bersih dan sabun antiseptik setiap hari. Rendam setiap daerah kulit berkulit dengan air sabun hangat untuk membantu menghilangkan lapisan kerak (tidak perlu untuk menghapus semua itu).

    Untuk menjaga anak Anda dari penyebaran impetigo ke bagian lain dari tubuh, dokter atau perawat mungkin akan merekomendasikan meliputi daerah yang terinfeksi dari kulit dengan kain kasa dan tape atau perban plastik longgar. Jaga kuku anak Anda pendek dan bersih untuk mencegah goresan yang dapat menyebabkan infeksi.



Pencegahan?

 
     Menjaga kulit yang bersih dapat membantu mencegah impetigo. Anak harus mencuci tangan mereka dengan baik dan sering dan mengambil mandi atau shower teratur. Perhatian khusus untuk luka kulit (luka, goresan, gigitan serangga, dll), daerah eksim, dan ruam seperti poison ivy. Menjaga daerah tersebut bersih dan tertutup.


     Siapapun dalam keluarga Anda dengan impetigo harus menjaga kuku dipotong pendek dan luka impetigo ditutup dengan kasa dan pita.


     Mencegah infeksi impetigo menyebar di antara anggota keluarga dengan memastikan semua orang menggunakan pakaian sendiri, lembar, pisau cukur, sabun, dan handuk. Jika perlu, handuk kertas pengganti yang kain sampai impetigo hilang. Pisahkan orang yang terinfeksi seprei, handuk, dan pakaian dari orang-orang dari anggota keluarga yang lain, dan mencuci barang-barang ini dalam air panas. Menjaga permukaan dapur dan bersih rumah tangga.


Kapan Harus Menghubungi Dokter?

 
      Hubungi dokter jika anak Anda memiliki tanda-tanda impetigo, terutama jika ia telah terkena anggota keluarga atau teman sekelas dengan infeksi. Jika anak Anda sudah dirawat karena impetigo, mengawasi luka dan hubungi dokter jika kulit tidak sembuh setelah 3 hari.


      pengobatan atau jika demam berkembang. Jika daerah sekitar ruam menjadi merah, hangat, atau tender untuk disentuh, memberitahu dokter sesegera mungkin.


“Diulas oleh: Rupal Christine Gupta, MD Tanggal Ulasan: Juni 2014”


     Nah seperti itulah penjelasan mengenai penyakit impetigo, semoga saja kita tidak mengalaminya, Jika mungkin keluarga atau teman kalian yang memiliki tanda-tanda impetigo segera bawa ke rumah sakit. Apabila ada yang ingin ditanyakan, silahkan tulis di kotak komentar. Untuk menambah referensi teman-teman dalam bidang biologi, lihat juga Dasar Biologi Molekuler dan simak artikel lainnya di NguentenPon™.


Admin :
Nama : Rizki Indra Prasetyawan
Fb : Rizki Indra Prasetyawan


Sumber :
http://kidshealth.org/parent/infections/skin/impetigo.html



Kata Kunci : Pengertian Dan Gejala Penularan Serta Cara Mengatasi Penyakit Impetigo


Mau Copas?
     Silahkan copas namun harus diedit dan tidak boleh sama persis serta harus disertai sumber link.
https://nguentenpon.blogspot.co.id/2015/07/apa-itu-penyakit-impetigo.html
Read more

Saturday, July 04, 2015

Dasar Biologi Molekular

https://nguentenpon.blogspot.co.id

Pada tahun 2003 yang lalu, human genom Prospect (HGP) telah selesai, walaupun demikian tidak menutup kemungkinan adanya penambahan database bila ada penemuan baru. Pada tahun 2003 ini pula merupakan tahun perayaan 50 tahun penemuan struktur molekul DNA heliks ganda (double helix) oleh Watson-Crick sebagai tonggak peristiwa terbukanya era penelitian DNA sebagai material genetis yang berperan dalam penurunan sifat dari generasi berikutnya. Era genomik saat ini benar-benar satu realitas.Kunci utama dari HGP ini adalah pengolahan bioinformatika secara global, tidak hanya database yang berasal dari manusia, tetapi berbagai hewan dan tanaman dari berbagai tingkatan termasuk organisme prikariotik.

    Proyek ini juga merangsang perkembangan sarana dan prasarana teknologi yang terkait dan juga kemikalia yang digunakan sebagai bahan dasar penelitian genetika. Untuk menganalisis genom manusia, hewan, maupun tumbuhan, diperlukan alat untuk membaca urutan-urutan basa nukleotida dari berbagai gen. Sejak proyek HGP ini dimulai, berkembanglah teknik analisis pengurutan basa-basa nukleotida DNA ( DNA seguencing analysis ). Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Sanger dengan menggunakan dideoksinukleotida serta oleh Maxam-Gilbert dengan perlakuan kemikalia.


    Teknik Sanger yang lebih sederhana menyebabkan teknik ini dapat berkembang dengan pesat. Bila pada awal teknik seguensing ini ada peralatan yang menggunakan gel untuk memisahkan basa-basa nukleotida dari gen yang dianalisis, maka saat ini telah dikembangkan DNA sekuensing otomatis ( otomatis seguencer DNA ) dengan sistem kapiler. Dengan demikian, untuk satu sampel dengan panjang 500-700 pasang basa (Pp) dapat dibaca dengan waktu singkat dan akurat.


   Charles Darwin dengan teori evolusinya mengulas secara lugas dalam bukunya The Origin Of Species dan buku keduanya Variation in animals and Plants under Domestication tentang seleksi alami selama proses evolusi berlangsung. Proses evolusi terjadi bukan hanya karena seleksi alam akibat perubahan lingkungan saja, tetapi juga akibat perubahan tingkat seluler maupun molekuler dari suatu organisme. Pengukuran tingkat evolusi pada mulanya hanya diukur tingkat morfologinya saja, tetapi hal ini menyebabkan kekeliruan dalam penentuan filogenetis suatu populasi organisme. Namun demikian, kita tahu bahwa mutasi pada urutan DNA dapat mempengaruhi ekspresi dari protein, baik struktur dan/atau fungsi protein bisa berubah akibat mutasi tersebut.Gregor Johann Mendel dengan prinsip segregasi keturunan yang dikenal sebagai prinsip mendel mengungkapkan bahwa gen adalah unit terkecil yang diturunkan dari generasi ke generasi. Gen-gen ini dikemas dalam suatu wahana yang dikenal sebagai kromosom. Segregasi berlangsung secara random dan independen, sehingga diperoleh variasi genetis di dalam suatu populasi. Adanya pindah silang ( Crossing-Over ), kawin dengan tetua ( back-cross ), kawin sedarah ( inbreeding ), atau perkawinan buka sedarah ( outbreeding ) menyumbang terjadinya variabilitas genetis maupun pembentukan senter pengumpulan gen ( Gene polo ) baru dari suatu populasi.


     Konsep gen adalah satuan biologis yang membawa sifat keturunan.Gen terletak secara spesifik dalam lokus-lokus kromosom dan mempunyai tiga sifat dasar : (1) gen mempunyai fungsi spesifik dalam sel dan organisme seutuhnya, (2) gen harus mampu menggandakan dirinya secara tepat sehingga spesifisitas fungsinya selalu dipertahankan dari satu generasi ke generasi selanjutnya, dan (3) dalam keadaan normal,gen merupakan molekul yang stabil,namun dalam menghadapi perubahan lingkungan, gen dapat bersifat sensitif atau rentan sehingga dapat menimbulkan mutasi pada urutan basa nukleotidanya. Gen adalah unit hereditas suatu organisme hidup.


    Gen ini diode dalam materi genetis organisme, yang kita kenal sebagai molekul DNA, atau RNA pada beberapa virus, dan ekspresinya dipengaruhi oleh : (1) lingkungan internal seperti komunikasi antara kemikalia, molekul, dan Sitokin dalam sel atau antar sel,atau (2) lingkungan eksternal seperti pertumbuhan dan perkembangan fisik atau perilaku dari organisme itu. Genetika molekuler merupakan suatu disiplin ilmu yang kaya akansejarah penemuan dan investigasi mulai dari berbagai molekul ( protein,DNA,dan RNA), sel, organisme, dan populasi, yang diperoleh melalui berbagai pendekatan penelitian. Tidak hanya informasi genetis saja yang berperan penting selama evolusi, tetapi ekspresi dari peran individual di semua level juga turut berpengaruh. Apabila saat ini, era proteonomik ini kita perlu mengetahui konsep dasar dari genetika secara molekuler. Mengapa demikian? Karena proteonomik merupakan gabungan kajian protein dan genomik yang menggunakan berbagai teknik analisis modern.
     Segitiga trinitas genetika molekuler terdiri dari DNA, RNA, dan protein yang telah kita kenal sebagai dogma sentral. Molekul DNA sebagai pembawa materi genetis bagi hampir semua makhluk hidup kecuali beberapa virus. DNA diterjamahkan dalam bentuk mRNA kemudian diolah pada proses translasi untuk produksi protein yang fungsional. Dogma sentral ini berubah sejak penemuan RNA sebagai bahan genetis dari virus yang dapat membentuk cDNA dengan enzim reserve transcriptase. Kemudian cDNA ini akan melanjutkan sintesis protein seperti normalnya. Penemuan ini menjadi dasar pengembangan teknik polymerase Chain reaction (PCR) dalam membuat cDNA secara in vitro dengan teknik reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR).

    Penelitian berbasis genetika molekuler semakin berkembang setiap tahunny. Sejak penemuan DNA heliks ganda dari Watson-Crick, para peneliti semakin tergugah untuk membuka cakrawala baru di bidang genetika molekuler,di antaranya dengan penemuan-penemuan enzim restriksi, teknik manipulasi gen dan rekayasa genetika, pengembangan kultur sel terutama kultur stem cell, pembuatan hewan transgenik dan Knock out untuk lebih memperdalam fungsi dari suatu gen, dan akhirnya pengembagan teknik-teknik di bidang proteonomik dan nanoteknologi.


     Informasi cetak biru informasi menuju era genomik ( blue print information do genomic era ) telah berlangsung sejak dimulainya human genom Prospect (HGP) pada tahun 1990. HGP termasuk salah satu kunci penting era genomik.Adapun kunci utama dari HGP ini adalah :


1.    Pengolahan bioinformatika secara global tidak hanya database yang berasal dari manusia saja, tetapi berbagai hewan dan tanaman dari berbagai tingkatan termasuk organisme prokariotik.

2.    Proyek ini juga merangsang perkembangan sarana dan prasarana teknologi yang terkait dan juga bahan kit-kit kemikalia yang digunakan sebagai bahan dasar penelitian genetika.

3.    Peta kromosom dan genom, urutan gen dan mRNA,  protein dan struktur dari molekul-molekul tersebut, bisa diakses dari database genom dengan mudah dan gratis.

4.    Analisis evolusi atau filogenetis untuk membandingkan hubungan kekerabatan dari urutan genom maupun protein dari mamalia,vertebrata, chordata, dan invertebrata, secara komprehensif dapat dilakukan dengan analisis in silico.

5.    Selain itu, kita juga dapat mensistensis dengan berbagai format, misalnya urutan daerah yang mengkode gen secara utuh molekul  cDNA dari mRNA , membuat kloning cDNA  atau bagian gen yang kita tetapkan, koleksi oligoprimer dan marker (penanda) dari urutan database yang ada, microarray , pustaka (cell Lines).

6.    Perkembangan dan publikasi HGP ini juga meliputi pembuatan model hewan percobaan menginaktifkan gen ( knockout ) dan menghambat aktivitas gen ( knockdown) untuk memahami fungsi suatu gen terkait dengan penyakit genetik.

7.    Berbagai referensi komprehensif tentang protein berbagai spesies, berbagai vektor spesifik, reagen untuk mengukur afinitas protein, pengembangan teknik dan reagen untuk memproduksi antibodi monoklonal atau antibodi poliklonal.

8.    Pengembangan perangkat lunak komputer terkait dengan bioinformatika dan perangkat robotik untuk menyusun profil (profiling) gen atau protein database.Hal ini akan memudahkan komputasi data biologis dalam skala besar dan komplesitasnya.

   Perkembangan penelitian di bidang biologi molekuler juga tidak terlepas dari etichal,legal and Social implication (ELSI) sebagai fundamental dan relevansidari isu-isu sosial. Hal yang penting dari keberadaan ELSI adalah bioetika penelitian, pengembalikan sampel pada manusiadan hewan coba. ELSI ini juga mengakomodasi kolaborasi antara peneliti ELSI, genomik, proteomik, dan klinis,serta mengakomodasi struktural penghargaan untuk penelitian-penelitian dari berbagai berbagi interdisipliner, pendidikan intensifdengan model beasiswa kursus singkat dari Center-center ELSI dan pusat database (database) genom. Bank agen di Amerika, Jepang, dan beberapa negara Eropa menyediakan beasiswa ini untuk personal atau lembaga yang tertarik untuk mendalami dan mengembangkan riset berbasis pada biologi molekular


Penulis : Prof.Fatciyah



Sumber : Biologi Molekular Prinsip Dasar Analisis



Admin :
Nama : Rizki Indra Prasetyawan
Fb : Rizky Indra Prasetyawan


Kata Kunci : Dasar Biologi Molekular


Mau Copas?
     Silahkan copas namun harus diedit dan tidak boleh sama persis serta harus disertai sumber link.
https://nguentenpon.blogspot.co.id/2015/07/dasar-biologi-molekular.html
Read more

Sunday, June 28, 2015

Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum Pengukuran Dan Perhitungan Sel Pembiakan Dan Pertumbuhan Mikroorganisme

https://nguentenpon.blogspot.co.id


Seperti biasa di hari Minggu saya akan membagikan artikel mengenai pendidikan yang mungkin bisa bermanfaat bagi teman-teman dan bisa bermanfaat. Artikel kali ini berupa laporan yang berjudul Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum Pengukuran Dan Perhitungan Sel Pembiakan Dan Pertumbuhan Mikroorganisme. Laporan ini dibuat oleh Viol Dhea Kharisma.Dia adalah kakak kelas saya yang sekarang sedang kuliah di jurusan biologi murni di Universitas Brawijaya Malang. Mungkin bagi teman-teman yang kuliah di jurusan biologi murni, laporan ini sangat wajib untuk dibaca dan dipraktekkan . Apabila teman-teman ingin mengcopas artikel ini tolong disertai sumbernya dan penulisnya.


--



LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI UMUM
PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN SEL PEMBIAKAN DAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Oleh :
Viol Dhea Kharisma
135090107111007
Kelompok 6A



https://nguentenpon.blogspot.co.id 



 
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015


--


Pengukuran dan Perhitungan Sel Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme
Viol Dhea Kharisma
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya


ABSTRAK

         Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.  Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks. Berdasarkan dari penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya maka praktikum ini penting dilakukan agar mahasiswa mampu mengetahui kualitas fase-fase pertumbuhan bakteri/khamir dalam sistem fermentasi tertutup, menghitung secara langsung jumlah sel bakteri menggunakan hemositometer serta menentukan ukuran sel mikrobia menggunakan micrometer okuler dan micrometer obyektif. Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa bakteri mengalami fase lag pada jam ke 0 sampai jam ke 2 dan dari jam ke 2 sampai jam ke 13 mengalami fase eksponensial kemudian dari jam 16 sampai jam 24 mengalami fase stasioner

Kata kunci : Bakteri, Eksponensial, Lag, Pengukuran, Perhitungan,



--


Measurement and Calculation Culturing Cells and Microorganisms Growth
Viol Dhea Kharisma
Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Brawijaya


ABSTRACT

        Bacteria are a group of organisms that do not have nuclear membrane of cells. These organisms belonging to the prokaryotes and the domain size is very small (microscopic), and has a major role in life on earth. Several groups of bacteria known as the causative agent of infection and disease, while the other group to provide benefits in the field of food, medicine, and industry. Bacterial cell structure is relatively simple: without nucleus / nucleus, the cell skeleton, and other organelles such as mitochondria and chloroplasts. This is the basic difference between prokaryotic cells with more complex eukaryotic cells. Based on the explanations that have been described previously, the lab is important so that students are able to determine the quality of growth phases of bacteria / yeast fermentation in a closed system, calculate directly the number of bacterial cells using a hemocytometer and determine the size of the microbial cells using a micrometer eyepiece and objective micrometer. Based on the observations that have been made that the bacteria through a phase lag on the hour to 0 to 2 hours and from hours to 2 to 13 hours to experience the exponential phase and then from 16 hours to 24 hours experienced a stationary phase

Keywords: Bacteria, Exponential, Lag, Measurement, Calculation



--


BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
        Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.  Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks (Buchanan, 2003).


    Pertumbuhan merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh semua mikroorganisme hidup. Menurut Benefield dan Randall (1980) pertumbuhan bakteri sederhana didefinisikan sebagai peningkatan jumlah mikroorganisme per unit  waktu. Kebanyakan bakteri bereproduksi dengan cara membelah diri, di mana akan terbentuk dua sel baru dari satu sel induk. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk dua sel baru tersebut dinamakan waktu generasi. Waktu generasi bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi pertumbuhan, ada yang hanya beberapa menit ada yang sampai beberapa jam. Jika bakteri ditanam dalam suatu larutan biak, maka bakteri akan terus tumbuh sampai salah satu faktor kebutuhannya mencapai minimum dan pertumbuhan menjadi terbatas. Kalau sepanjang peristiwa ini tidak terjadi tidak terjadi penambahan nutrisi atau penyaluran keluar produk–produk metabolisme, maka pertumbuhan dalam lingkungan hidup seperti ini mematuhi hukum– hukum, yang tidak hanya berlaku bagi organisme bersel tunggal saja, tetapi juga untuk organisme bersel banyak dengan pertumbuhan yang dibatasi secara genetik (Burrows, 2004).


         Berdasarkan dari penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya maka praktikum ini penting dilakukan agar mahasiswa mampu mengetahui kualitas fase-fase pertumbuhan bakteri/khamir dalam sistem fermentasi tertutup, menghitung secara langsung jumlah sel bakteri menggunakan hemositometer serta menentukan ukuran sel mikrobia menggunakan micrometer okuler dan micrometer obyektif.

1.2    Rumusan Masalah
          Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini adalah :
•    Bagaimana fase pertumbuhan bakteri/khamir dalam sistem fermentasi tertutup?
•    Berapa hasil atau jumlah sel bakteri yang berhasil di hitung oleh hemositometer ?

1.3    Tujuan
      Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu  mengetahui kualitas fase-fase pertumbuhan bakteri/khamir dalam sistem fermentasi tertutup, menghitung secara langsung jumlah sel bakteri menggunakan hemositometer serta menentukan ukuran sel mikrobia menggunakan micrometer okuler dan micrometer obyektif.

1.4    Manfaat
        Manfaat yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah mahasiswa mampu mampu  mengetahui kualitas fase-fase pertumbuhan bakteri/khamir dalam sistem fermentasi tertutup, menghitung secara langsung jumlah sel bakteri menggunakan hemositometer serta menentukan ukuran sel mikrobia menggunakan micrometer okuler dan micrometer obyektif. Selain itu manfaat aplikatifnya yaitu mahasiswa dapat menerapkan pembuatan kurva untuk mempelajari kapan diversitas mikroorganisme meningkat dan menurun.


--


BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fase Pertumbuhan Bakteri
     Fase lag merupakan fase yang dilakukan mikroorganisme untuk beradaptasi dengan lingkungannya yang baru sebelum memulai pertumbuhan. Waktu yang dibutuhkan untuk berkembang biak cukup lama, kecepatan pertumbuhan berada pada titik yang rendah mendekati nol dengan waktu generasi yang panjang. Ukuran serta kecepatan aktivitas metabolisme berada pada kondisi maksimum. Fase log akan pendek jika inokulum yang dipakai adalah bakteri pada pertumbuhan eksponensial dan media memiliki komposisi yang sama dengan media pertumbuhan sebelumnya. Inokulasi bakteri pada fase stasioner atau inokulasi ke media dengan komposisi berbeda akan menghasilkan fase lag sepuluh sampai dua puluh jam lebih lama. Fase lag mengindikasikan waktu yang diperlukan bakteri untuk mensintesis enzim yang dibutuhkan dalam metabolisme nutrisi baru. Setelah aklimatisasi sel akan mengalami fase percepatan pertumbuhan eksponensial, di mana nutrisi digunakan untuk membentuk materi sel baru. Pada tahap ini waktu yang dibutuhkan untuk berkembang biak semakin pendek dan terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan(Adam, 2001).


        Pada tahap fase eksponensial ini waktu yang dibutuhkan untuk berkembang biak atau waktu generasi berada pada kondisi minimal atau konstan, kecepatan pertumbuhan spesifik berada pada kondisi maksimal atau konstan. Terjadinya kondisi ini ditandai dengan nilai DNA/sel, RNA/sel, protein/sel dan kerapatan sel berada pada kondisi konstan, sedangkan untuk ukuran sel biasanya minimum. Karena kecepatan pembelahan diri relatif konstan maka tahap ini paling cocok untuk menetapkan kecepatan pembelahan diri dan kecepatan pertumbuhan. Selain dapat juga digunakan untuk mempelajari faktor – faktor lingkungan dan untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam menggunakan substrat(Burrows, 2004).


        Pada fase ini nutrien telah habis, konsentrasi tinggi dari hasil metabolisme yang bersifat toksik, serta mempunyai kepadatan populasi yang tinggi. Fase stasioner merupakan fase keseimbangan antara pertumbuhan dan kematian sel. Sebenarnya dalam fase ini sel berada pada tahap tidak melakukan aktivitas (suspended animation), dengan berakhirnya fase stasioner akan diikuti dengan mulainya fase kematian. Pada fase ini proses metabolisme berhenti, laju kematian meningkat dan ada kemungkinan sel – sel dihancurkan oleh pengaruh enzim yang berasal dari sel itu sendiri (autolisis). Ketika proses lisis terjadi nutrien intraselular terlepas ke dalam medium yang kemudian dapat digunakan oleh mikroorganisme lain yang masih hidup (Adam, 2001).

 

https://nguentenpon.blogspot.co.id
Gambar 2.1 KurvaPertumbuhan Bakteri (Adam, 2001)



2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
    Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada lingkungan yang lembap. Jika keadaan lingkungan menjadi kering, kegiatan metabolismenya terhenti. Dalam keadaan ini bakteri akan membentuk spora yang dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama. Sel bakteri mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga menghendaki lingkungan yang tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis sel (isotonis). Jika sel bakteri berada pada lingkungan yang hipertonis (misalnya dalam larutan gula/garam yang pekat) pertumbuhannya akan terhambat karena dapat menyebabkan plasmolisis, yaitu terlepasnya membran sel dari dinding sel (Burrows, 2004).


     Namun demikian beberapa jenis bakteri diketahui dapat menyesuaikan diri terhadap kadar garam atau kadar gula yang tinggi. Bakteri yang dapat hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi disebut bakteri halofil, misalnya Halobacterium. Setiap jenis bakteri menghendaki pH tertentu untuk dapat tumbuh optimum. Hal ini berkaitan dengan batas pH bagi kerja enzim. Derajat keasaman di luar batas nilai optimum menyebabkan kerusakan pada enzim, sehingga metabolisme sel terganggu (Cappuccino, 2000).


     Beberapa jenis bakteri dapat hidup dengan baik pada pH tinggi (lingkungan bersifat basa) maupun pada pH rendah (lingkungan bersifat asam), namun kebanyakan bakteri memerlukan pH antara 6,5 – 7,5. Thiobacillus ferrooxidans dapat tumbuh dengan baik pada pH 1,3.Pada umumnya radiasi cahaya menyebabkan kerusakan pada bakteri nonfotosintetik. Cahaya dengan panjang gelombang yang pendek jika dipaparkan pada bakteri akan menyebabkan ionisasi komponen sel yang dapat berakibat pada kematian. Oleh karena itu energi radiasi dari sinar X, sinar gamma, dan sinar ultraviolet banyak digunakan untuk sterilisasi bahan makanan. Beberapa bahan kimia seperti antibiotik dan desinfektan dapat merusak dan mematikan sel bakteri, sehingga keberadaan bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Cappuccino, 2000).



--


BAB III METODE PRAKTIKUM



3.1 Waktu dan Tempat
    Praktikum dengan judul “Pengukuran dan Perhitungan Sel Pembiakan dan Pertumbuhan Mikroorganisme “ yang dilaksanakan pada tanggal 7  Mei 2015 hari Kamis pada pukul 07.00-10.15 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya Malang.

3.2 Pembuatan Kurva Pertumbuhan
   Pertama biakan miring yang telah diremajakan diinkubasi sehari pada suhu ruang kemudian diinokulasikan 1 ose kultur ke dalam 20 ml media NB (stock kultur) ke dalam 40 ml media NB (10% inoculum) (stock inoculum) kemudian diinkubasi selama sehari pada suhu ruang, dan diinokulasikan 10% stock inoculum ke dalam 350 ml media NB kemudian  diambil 10 ml kultur setiap 4 jam sekali sampai mencapai fase stasioner.

3.3 Pengukuran Sel Mikroba
    Pertama, micrometer obyektif diamati dengan perbesaran sedang, kemudian dilengkapi lensa okuler dengan micrometer okuler lalu diamati lagi micrometer obyektif dan lensa okuler diputar kedudukannya sehingga skala micrometer okuler sejajar atau berhimpit dengan skala micrometer obyektif. Lalu ditentukan garis skala micrometer okuler dan obyektif yang berhimpit kemudian ditentukan lagi garis skala kedua micrometer tersebut yang berhimpit lagi.

3.4 Cara Perhitungan Sel dengan Hemositometer
   Pertama, permukaan hemositometer dibersihkan dengan kertas lensa yang telah dibasahi dengan akuades lalu suspense sel bakteri/khamir dikocok dengan menggunakan pipet tetes dan diambil sebanyak kurang lebih 0,5 ml kemudian ujung pipet tetes yang telah berisi suspense khamir  ditaruh pada tepi kaca penutup di sisi ruang hitung kemudian dialirkan suspense secara perlahan sampai memenuhi seluruh ruang hitung, diamati dengan menggunakan mikroskop perbesaran 400x dan dihitung jumlah sel pada kotak dan dilakukan untuk lima kotak untuk mendapatkan rata-rata jumlah sel dalam setiap kotak.
3.3 Pengukuran  Nilai Absorbansi Massa Sel dengan Spektrofotometer
Pertama jam pengamatan diambil, sebanyak 10 ml suspense kultur dimasukkan ke dalam botol film lalu ditetesi sejumlah formalin untuk menghentikan pertumbuhan lalu nilai absorbansi diukur pada panjang gelombang tertentu dengan spektrofotometer lalu dihitung jumlah sel dari nilai persamaan regresi linier kurva standar yang telah dibuat kemudian digambar bentuk kurvanya dan ditentukan waktu generasi dan fase logaritmik.


--


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil
4.1.1 Data Hasil Pengamatan

https://nguentenpon.blogspot.co.id
Gambar 4.1 Kurva Standar Kelompok 6


https://nguentenpon.blogspot.co.id
Gambar 4.2 Kurva Pertumbuhan Hasil Pengamatan


4.1.2 Interpretasi Data
    Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa bakteri mengalami fase lag pada jam ke 0 sampai jam ke 2 dan dari jam ke 2 sampai jam ke 13 mengalami fase eksponensial kemudian dari jam 16 sampai jam 24 mengalami fase stasioner. Fase lag Merupakan periode penyesuaian diri bakteri terhadap lingkungan dan lamanya mulai dari satu jam hingga beberapa hari. Lama waktu ini tergantung pada macam bakteri, umur biakan, dan nutrien yang terdapat dalam medium yang disediakan. Pada fase ini bakteri beradaptasi dengan lingkungan, belum mampu mengadakan pembiakan, terapi metabolisme sel bakteri meningkat dan terjadi perbesaran ukuran sel bakteri. Pada fase eksponesial merupakan periode pembiakan yang cepat dan merupakan periode yang didalamnya dapat teramati ciri khas sel-sel yang aktif. Selama fase ini pembiakan bakteri berlangsung cepat, sel-sel membelah dan jumlahnya meningkat secara logaritma sesuai dengan pertambahan waktu, beberapa bakteri pada fase ini biasanya menghasilkan senyawa metabolit primer, seperti karbohidrat dan protein. Pada kurva, fase ini ditandai dengan adanya garis lurus pada plot jumlah sel terhadap waktu (Colome, 2001).


4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
.  Jika keadaan lingkungan menjadi kering, kegiatan metabolismenya terhenti. Dalam keadaan ini bakteri akan membentuk spora yang dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama. Sel bakteri mempunyai tekanan osmosis tertentu, sehingga menghendaki lingkungan yang tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis sel (isotonis). Jika sel bakteri berada pada lingkungan yang hipertonis (misalnya dalam larutan gula/garam yang pekat) pertumbuhannya akan terhambat karena dapat menyebabkan plasmolisis, yaitu terlepasnya membran sel dari dinding sel (Colome, 2001).
Namun demikian beberapa jenis bakteri diketahui dapat menyesuaikan diri terhadap kadar garam atau kadar gula yang tinggi. Bakteri yang dapat hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi disebut bakteri halofil, misalnya Halobacterium. Setiap jenis bakteri menghendaki pH tertentu untuk dapat tumbuh optimum. Hal ini berkaitan dengan batas pH bagi kerja enzim. Derajat keasaman di luar batas nilai optimum menyebabkan kerusakan pada enzim, sehingga metabolisme sel terganggu (Cappuccino, 2000).

     Beberapa jenis bakteri dapat hidup dengan baik pada pH tinggi (lingkungan bersifat basa) maupun pada pH rendah (lingkungan bersifat asam), namun kebanyakan bakteri memerlukan pH antara 6,5 – 7,5. Thiobacillus ferrooxidans dapat tumbuh dengan baik pada pH 1,3.Pada umumnya radiasi cahaya menyebabkan kerusakan pada bakteri nonfotosintetik. Cahaya dengan panjang gelombang yang pendek jika dipaparkan pada bakteri akan menyebabkan ionisasi komponen sel yang dapat berakibat pada kematian. Oleh karena itu energi radiasi dari sinar X, sinar gamma, dan sinar ultraviolet banyak digunakan untuk sterilisasi bahan makanan. Beberapa bahan kimia seperti antibiotik dan desinfektan dapat merusak dan mematikan sel bakteri, sehingga keberadaan bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Fardiaz, 2002).
--

BAB V
PENUTUP 
5.1 Kesimpulan
    Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa pada hasil pengamatan bakteri mengalami fase lag dan eksponensial berdasarkan jumlah bakteri yang di hitung, bakteri mengalami kedua fase tersebut saat jam ke 2 sampai ke 13 untuk fase lag dan dari jam 16 sampai 24 untuk fase eksponensial.

5.2 Saran
    Perlu dijelaskan kembali mengenai pada saat jam berapa fase-fase lag, log, stasioner, serta kematian berlangsung.

--

DAFTAR PUSTAKA

Adam,MR.2001. Microbiology of Fermented Food .Elsivier Applied Science Publisher,Ltd. New York.

Buchanan,RE. & Gibbons,NE.2003.  Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology. The William & Wilkins Company Baltimore.USA.

Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M. Lewert. 2004. Texbook of Microbiology. W.B. Saunders Company. Philadelphia.

Cappuccino,JG.& Sherman,N. 2000. Microbiology: A Laboratory Manual. The Benjamin/Cummings Publishing Company,Inc. California.

Colome,JS. Et al. 2001. Laboratory Exercises in Microbiology. West Publishing  Company.New York.

Cowan,ST. 2004.  Manual for the Identification of Medical Fungi. Cambridge University Press. London.

Fardiaz,Srikandi.2002. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta

Lim,D. 2006. Microbiology. McGraw-Hill. New York.

Prescott, L.M. 2003. Microbiology. Mc Graw Hill. New York.

Ratna, Siri .2012. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur dasar Laboratorium. PT Gramedia,Jakarta.

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta. 

--



LAMPIRAN


https://nguentenpon.blogspot.co.id
Kurva Kelompok 8A


https://nguentenpon.blogspot.co.id
Kurva Standar Isolat F2B1 kelompok 3


https://nguentenpon.blogspot.co.id
https://nguentenpon.blogspot.co.id
Kurva Pertumbuhan Isolat F2B1 kelompok 3


--



       Teman-teman juga bisa mendownload file berupa Ms.word di sini


    Sekian artikel dari nguentenpon blog ,semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman.Apabila ada yang ingin ditanyakan silahkan tinggalkan di kotak komentar atau kontak dengan penulisnya.Terima kasih dan sampai jumpa.


Penulis :
Nama : Viol Dhea Kharisma
Facebook : Viol Dhea Kharisma


Admin :
Nama : Rizki Indra Prasetyawan
Fb : Rizky Indra Prasetyawan


Kata Kunci : Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum Pengukuran Dan Perhitungan Sel Pembiakan Dan Pertumbuhan Mikroorganisme


Mau Copas?
     Silahkan copas namun harus diedit dan tidak boleh sama persis serta harus disertai sumber link.
https://nguentenpon.blogspot.co.id/2015/06/laporan-praktikum-mikrobiologi-umum-pengukuran-dan-perhitungan-sel-pembiakan-dan-pertumbuhan-mikroorganisme.html
Read more